JURNAL
PEMBELAJARAN MODUL 1
PRINSIP
PENGAJARAN DAN ASESMEN ( UMUM )
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI DENGAN
MODEL
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL FASE E
Di Susun oleh :
Abdul Haris Azis, S.Pd
LPTK
Universitas Muhammadyah Prof. Dr. Hamka
PPG
GURU TERTENTU TAHAP 1 TAHUN 2025
AKSI NYATA MERANCANG PEMBELAJARAN DIFERENSIASI
A.
Pengertian Pembelajaran Diferensiasi
Pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran pada pendalaman
bahwa setiap siswa atau peserta didik adalah individu yang mempunyai keunikan tersendiri dan memiliki kebutuhan
teknik pembelajaran yang beragam, pembelajaran diferensiasi akan menyesuaikan
pembelajaran demi keleluasaan peserta didik untuk menggali semua potensi dirinya sehingga dengan begitu
mereka mampu aktif dalam pembelajaran, keinginan dan minat
belajar yang berbeda. Pada pembelajaran diferensiasi guru merancang
setiap pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan setiap individual peserta didik,
menyesuaikan gaya belajar, kemauan, kesanggupan dan kesiapan belajar dan pembelajaran peserta didik dan kebutuhan
pribadi masing-masing.
B.
Komponen Pembelajaran Diferensiasi
Ada tiga komponen dasar dalam pembelajaran diferensiasi yang dapat
diterapkan dengan baik dan benar saat pembelajaran di kelas oleh guru yaitu
diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk (Tomlinson,
C. A; 2000; 2001)
1. Diferensiasi Konten
Diferensiasi konten
merupakan pembelajaran yang berfokus pada
materi pembelajaran dan bahan
ajar yang disajikan kepada siswa atau peserta didik. Pada diferensiasi konten
guru harus merubah seluruh materi pembelajaran agar sesuai dengan tingkat
pemahaman, keinginan dan gaya belajar siswa atau peserta didik. Guru di tekankan
untuk memodifikasi tingkat kesukaran pada materi, serta memahami sumber daya
yang berbeda-beda sesuai dengan minat individu dari peserta didik dengan tujuan
supaya seluruh peserta didik dengan pemahaman
yang berbeda dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan, walaupun begitu guru juga
tetap harus menentukan konsep dasar
yang harus dikerjakan oleh setiap individu
pada peserta didik sebagai bahan pengetahuan awal sehingga kita mampu menemukan
persoalan yang kompleks didalamnya, mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan
antusias dan kreatif. Contoh penerapan
diferensiasi konten diantaranya:
a. Menyediakan
buku bacaa atau materi yang berkaitan dengan tingkat kesulitana yang berbeda.
b. Meyediakan
alat peraga, grafik materi atau video sebagai pendukung saat pembelajaran dalam
pemahaman siswa atau peserta didik.
c. Mempersiapkan
tugas yang akan diberikan kepada peserta didik dengan kesesuain tingkat
pemahaman
d. Siap
memberikan pendampingan terhadap peserta didi dengan pemahaman yang kurang
1. Diferensiasi Proses
Diferensiasi proses merupakan pembelajaran lewat proses bagaimana cara guru harus melakukan
pembelajaran dengan disertai bimbingan terhadap siswa atau peserta didik.
Dalam hal ini diferensiasi proses guru
diharuskan mampu menggunakan model pembelajaran yang lebih komplek dan beragam
dalam satu waktu agar sesuai dengan
gaya belajar dan kebutuhan belajar peserta didik supaya
mencapai tujuan dalam memfasilitasi setiap
siswa atau peserta didik untuk
dapat melakukan seluruh aktivitas pembelajaran
yang sesuai dengan minat peserta didik sehingga dapat menciptakan
pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
materi yang sedang diajarkan. Contoh penerapan diferensiasi proses
diantaranya:
a.
Guru mempersiapkan model pembelajaran yang digunakan secara
bervariasi dan dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa atau peserta didik.
b.
Membuat kelompok didalamnya yang terdiri dari kelompok kecil untuk
melatih kemampuan saat berkomunikasi pada peserta didik.
c.
Membuat kelompok pada peserta didik sesuai dengan kemampuan awal
yang sudah dimiliki.
d.
Menyiapkan pembelajaran berbasi projek untuk memfasilitasi seluruh
pemahaman konsep.
2. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk berkaitan dengan hasil keseluruhan dari tugas pembelajaran yang diberikan dan
melakukan penilaian produk atau hasil belajar siswa. Tugas serta penilaian untuk keseluruhan peserta didik
yang telah dibuat secara beragam namun masih tetap selaras pada tujuan
pembelajaran yang sama sesuai dengan yang telah ditentukan oleh guru.
Diferensiasi produk harus mencakup keseluruhan peserta didik bagaimana
menunjukan pemahaman mereka
pada bahan ajar yang telah diberikan. Guru mengarahkan dan memberikan pilihan
kepada siswa atau peserta didik untuk
mengekplore dan mengekspresikan semua pemahaman mereka melalui berbagai
produk dan karya yang orisinalitas. Contoh
penerapan diferensiasi produk
diantaranya :
a.
Memberikan pilihan untuk semua tugas yang dihasilkan saat
pembelajaran seperti laporan tertulis, produk, karya nyata, atau bermain peran.
b.
Memebrikan keleluasaan kepada peserta didi untuk membuat produk
original yang mencerminkan pemahaman mereka menyesuaikan dengan karakter mereka
masing-masing.
a.
Memberikan tugas / projek kolaboratif yang melibatkan seluruh
peserta didik untuk mampu menghasilkan karya/produk original bersama.
b.
Melakukan kolaborasi dalam projek penguatan profil pelajar
pancasila yang berkesinambungan.
Dalam memahami dan menerapkan tiga komponen pembelajaran direfensiasi dalam proses pembelajaran, guru mampu membuat
suasana pengalaman belajar yang berkesan bagi mereka dan relevan dengan
berbagai konsep dan macam keunikannya masing-masing. Hal ini dapat memberikan
pengalama dengan baik bahwa siswa atau peserta didik mendapatkan dukungan yang
besar dan diperlukan supaya mampu mencapai tujuan pembelajaran
dikeseluruhannya.
B.
Langkah-langkah yang Diterapkan dalam Pembelajaran Diferensiasi
Dalam
pengimplementasian pembelajaran diferensiasi dalam proses pembelajaran guru harus melakukan
langkah-langkah berikut:
1.
Guru melaksanakan penilaian
diagnostik untuk menentukan kemampuan awal, gaya belajar,
kemauan dan kebutuhan pembelajaran yang diinginkan siswa.
2. Guru membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok sesuai hasil dari asesmen diagnostik yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
3. Menganalisis tujuan
pembelajaran.
4. Menyelaraskan kebutuhan belajar dengan tujuan pembelajaran.
5. Menentukan modifikasi diferensiasi yang akan digunakan.
6. Memilih konten atau materi
pembelajaran, menentukan ragam aktivitas belajar dan merencanakan produk akhir
sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan peserta didik.
7.
Melakukan refleksi diakhir
pembelajaran
C.
Tujuan Penerapan
Pembelajaran Diferensiasi
Tujuan penerapan pembelajaran diferensiasi dalam proses pembelajaran adalah:
1. Menciptakan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik, minat, gaya belajar, dan kebutuhan belajar peserta
didik.
2. Peserta didik diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
3. Menciptakan kesetaraan belajar
bagi semua peserta didik dan menjembatani kesenjangan belajar antara peserta
didik yang sudah mahir dengan peserta didik yang mulai berkembang.
4. Menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan efektif.
A.
Manfaat Penerapan
Pembelajaran Diferensiasi
1. Manfaat bagi Guru
Manfaat penggunaan metode pendekatan diferensiasi bagi guru adalah
sebagai berikut:
a.
Guru bisa dengan baik memahami
perbedaan karakteristik yang ada pada masing-masing
individu.
b.
Guru mampu menentukan strategi pembelajaran yang
tepat.
c.
Guru mampu menjadi jembatani semua
permasalahan saat pembelajaran
d.
Guru dapat mengembangkan lagi dengan lebih kreatif dalam pembelajaran.
2. Manfaat bagi Peserta Didik
Manfaat
penerapan diferensiasi bagi peserta didik adalah sebagai
berikut:
a.
Pendapatkan pembelajara
yang lebih bermakna dan menyenangkan.
b.
Peserta didik dapat mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya.
c.
Pendapatkan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan belajar
dalam proses pembelajaran.
d.
Peserta didik dapat mengekspresikan hasil
karyan atau hasil
belajar mereka sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
B.
Rencana Aksi Nyata Pembelajaran Diferensiasi dalam Pembelajaran Bahasa Inggris pada
Fase E
Setelah mempelajari modul 1 tentang Prinsip Pengajaran dan Asesmen saya akan mengimplementasikannya
dalam aksi nyata untuk jurnal pembelajaran dengan pendekatan diferensiasi.
Rencana pembelajaran yang saya buat adalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran akan
dilaksanakan di kelas X pada mata pelajaran bahasa inggris dengan materi
aritmatika sosial.
2. Pelaksanaan pengambilan Asesmen diagnostik yang saya lakukan
diawal pembelajaran ditujukan
untuk saya melihat semua
informasi tentang kemampuan awal peserta didik.
3. Melihat hasil asesmen diagnostik
yang saya lakukan, saya membuat kelompok peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar
yang dimiliki.
4. Mengamati dan Menganalisis tujuan
pembelajaran disesuaikan dengan
tingkat kemampuan peserta
didik tetapi masih berkaitan dengan acuan pada tujuan pembelajaran utama.
5. Pembelajaran yang saya lakukan
adalah diferensiasi konten dan diferensiasi proses.
KOMPONEN
INTI
A. A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat mengelompokan olahraga serta mampu
memahami dan menemukan informasi rinci dari berbagai jenis teks tulis seperti
teks deskriptif (deskripsi olahraga/atlet), teks prosedur (cara melakukan
olahraga/resep sehat), dan infografis tentang manfaat olahraga atau data
kesehatan. Mereka dapat menyimpulkan makna kata-kata baru berdasarkan
konteksnya.
B. TUJUAN
PEMBELAJARAN
Memproduksi
teks prosedur lisan dan teks prosedur tulis multimoda tentang cara menjaga dan
mempertahankan kesehatan isik dan mental sesuai dengan konteks dan tujuan yang
hendak dicapai.
C. PEMAHAMAN
BERMAKNA
A procedure text is a text that
gives instructions for doing a particular activity. It can also serve to
explain how something works. It aims to give instruction or to explain how something
can be done. It uses imperative and consists of goal or purpose, may or may nor
contain materials, and steps.
D. PERTANYAAN PEMANTIK
v Why do you think you need to stay healthy?
v Can you mention one creative way of staying healthy?
Kegiatan |
Deskripsi Kegiatan |
Waktu |
Kegiatan Pendahuluan |
1.
Peserta didik menjawab salam yang disampaikan oleh guru 2.
Guru mempersilahkan ketua
kelas untuk memimpin doa sebelum mengawali
pembelajaran. 3.
Guru melakukan absensi, dengan menanyakan
peserta didik yang tidak hadir. 4.
Peserta didik menyiapkan diri untuk melakukan pembelajaran.
Fase 1. Orientasi peserta
didik pada masalah
5.
Guru memberikan informasi awal tentang materi yang akan
dipelajari hari ini. 6.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
peserta didik. 7.
Peserta
didik diberikan motivasi oleh guru tentang pentingnya mempelajari materi olahraga
untuk menjaga kesehatan tubuh 8.
Peserta didik diingatkan kembali tentang materi prasyarat yaitu
tentang pelajaran sebelumnya
yaitu menjaga dunia agar tetap hijau. 9.
Peserta didik diberikan masalah berupa suatu konsep pinjaman
dan simpanan yang ada dikehidupan sehari-hari, seperti gambar dibawah ini:
Guru bersiap memberikan pertanyaan-pertanyaan
pemantik tentang gambar diatas sebagai berikut :
a.
Apakah
kalian senang olahraga ? (Do you like sports? ) b.
Apakah
kalian merasa sering sakit-sakitan jika tidak olahraga dan hanya rebahan saja
dikamar ? ( Do you feel sick often if you don't
exercise and just lie down in your room? ) c.
Olahraga
apa yang kalian sukai untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat ? (What sports do you like to keep
your body healthy?)
|
10 menit |
Kegiatan
Inti |
Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (Diferensiasi konten) 10.
Peserta didik dibagi
menjadi 3 kelompok sesuai dengan hasil asesmen diagnosis : v
Kelompok 1 adalah peserta
didik dengan kemampuan mahir v Kelompok 2 adalah peserta
didik dengan kemampuan cukup berkembang. v Kelompok 3 Adalah
peserta didik dengan kemampuan mulai berkembang.
11.
Peserta
didik diberikan bahan ajar dan LKPD yang telah disesuaikan dengan kemampuan
masing- masing peserta didik.
12.
Guru
memberikan materi dasar terlebih dahulu dan memberikan contoh dalam pengisian
bahan ajar yang sudah diberikan untuk mempermudah peserta didik dalam
mengerjakan LKPD.
Fase 3. Membimbing Pemecahan Masalah (Diferensiasi Proses) 13.
Peserta diminta untuk
mendiskusikan bahan ajar
dan LKPD secara berkelompok. 14.
Guru melaksanakan bimbingan kepada peserta didik di kelompok 2 dan kelompok 3. 15.
Kelompok
1 dengan peserta didik dengan tingkat kemampan mahir diarahkan untuk belajar
mandiri dan mencari informasi di buku atau dengan
bantuan internet. 16.
Guru melakukan penguatan materi terhadap kelompok 1.
Fase 4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya (Diferensiasi Produk)
17.
Peserta didik diberikan waktu dan berkolaborasi dengan teman
sekelompoknya untuk menyelesaikan LKPD. 18.
Guru
mempersilahkan peserta didik untuk menentukan cara menyajikan hasil diskusi
kelompoknya sesuai dengan kesepakatan bersama teman sekelompok. 19.
Peserta didik mendiskusikan cara mereka untuk unjuk hasil
diskusi. 20.
Setelah
mendiskusikan penyajian hasi diskusi, peserta didik menyajikan hasil
diskusinya di depan kelas. 21.
Kelompok lain bisa memberikan tanggapan atau pertanyaan.
Fase 5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
22.
Peserta
didik dari masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk saling
menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain. 23.
Guru
memberikan penguatan terhadap hasil pemecahan masalah yang disampaikan
peserta didik. 24.
Guru
mengadakan kuis untuk mengukur batas kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah kontekstuan yang berhubungan dengan olahraga dan
kesehatan.
|
70 menit |
Kegiatan Penutup |
25.
Guru dan peserta
didik bersama-sama membuat
Kesimpulan untuk materi yang telah dipelajari. 26.
Guru dan peserta
didik melakukan refleksi. 27.
Guru menyampaikan informasi materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya. 28. Guru dan murid berdo’a untuk menutup kegiatan pembelajaran. |
10 menit |
A. REFLEKSI GURU
1)
Apakah 100% peserta
didik mencapai tujuan
pembelajaran? Jika tidak berapa
persen yang tidak mencapai tujuan
pembelajaran?
2)
Apa saja kesulitan peserta
didik dalam memahami materi olahraga dan kesehatan?
3)
Apa yang menarik
dalam pembelajaran kali ini?
4)
Apa yang akan dilakukan
untuk pembelajaran selanjutnya?
D. REFLEKSI
PESERTA DIDIK
1)
Apa saja yang telah
kalian pelajari hari ini?
2)
Bagaimana perasaan kalian
saat belajar hari ini?
3)
Apa yang paling
kalian kuasai pada materi ini?
4)
Apa yang tidak kamu sukai pada materi ini?
E. ASESMEN PEMBELAJARAN
v
Asesmen diagnostik: dilakukan pada awal lingkup
materi.
v
Asesmen formatif: dilakukan pada akhir pembelajaran
v
Asesmen sumatif : dilakukan
diakhir lingkup materi
F. REFLEKSI GURU
1)
Apakah 100% peserta
didik mencapai tujuan
pembelajaran? Jika tidak berapa
persen yang tidak mencapai tujuan
pembelajaran?
2)
Apa saja kesulitan peserta
didik dalam memahami materi olahraga dan kesehatan?
3)
Apa yang menarik
dalam pembelajaran kali ini?
4)
Apa yang akan dilakukan
untuk pembelajaran selanjutnya?
G. REFLEKSI
PESERTA DIDIK
1)
Apa saja yang telah
kalian pelajari hari ini?
2)
Bagaimana perasaan kalian
saat belajar hari ini?
3)
Apa yang paling
kalian kuasai pada materi ini?
4)
Apa yang tidak kamu sukai pada materi ini?
H. ASESMEN PEMBELAJARAN
v
Asesmen diagnostik: dilakukan pada awal lingkup
materi.
v
Asesmen formatif: dilakukan pada akhir pembelajaran
v Asesmen sumatif : dilakukan diakhir lingkup materi
I. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Kompetensi
yang harus dikuasi peserta didik adalah mampu mengelompokan dan menguraikan
mamfaat menjaga olahraga untuk kesehatan tubuh. Penilaian didapat
dari hasil presentasi dan hasil asesmen
formatif.
B. J. PENGAYAAN DAN REMEDIAL J
Perbaikan
diberikan berdasarkan analisis penilaian harian, peserta didik yang belum
mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran yaitu 75 diberikan kegiatan
remedial dalam bentuk:
a.
Bimbingan perorangan jika peserta didik yang
belum tuntas ≤ 20%
b. Belajar kelompok jika peserta
didik yang belum
tuntas antara 20% sampai
50%.
c. Pembelajaran ulang jika peserta
didik yang belum tuntas lebih dari 50% Materi
remidial: materi difokuskan pada indikator yang paling banyak tidak
dikuasi oleh peserta didik.
Materi
pengayaan diberikan ketika peserta didik yang sudah memenuhi KKTP. Materi pengayaan
yaitu pemberian tugas dengan permasalahan yang menguatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
K. LAMPIRAN
1.
Instrumen asesmen diagnostik :
Asesmen diagnostik Sport and Healthy care
Kerjakan soal dibawah ini sesuai dengan
pengetahuan kalian!
1)
Apa yang kalian ketahuan tentang Sport and
Healthy Care?
(What do you know about Sport and Health Care?)
2)
Apa saja contoh olahraga yang kalian jalani
setiap hari?
( What are some examples of sports that you do every day?)
3)
Bagaimana dampak yang diakibatkan karena
kurangnya berolah raga untuk kesehatan?
( What are the impacts of lack of exercise on health? )
4)
Olahraga apa saja yang sesuai untuk pelajar
dan semua anak muda di indonesia?
( What sports are suitable for students and all young
people in Indonesia? )
5)
Apa dukungan pemerintah agar anak muda
indonesia bisa olahraga rutin untuk menjaga kesehatannya?
( What is the government's support so that young
Indonesians can exercise regularly to maintain their health?)
Pembagian Kelompok
|
Kelompok 1 Mahir |
Kelompok 2 Cukup
Berkembang |
Kelompok 3
Mulai berkembang |
Nama Peserta didik |
1. Amel Nur Risky 2. Dinda Nur Rahma 3. Fulfi Falkisan 4. Raisa 5. Rahmawati 6. Muthia Salsa |
1. Siti Hilma 2. Zean Mawarni 3. Neli Aulia 4. Arfina Putri 5. Sopa
Riani 6. Nurul Fauziah |
1. Azwa Ramadan 2. Daffa Anaufal 3. Dwi Pasha 4. Rama Putra 5. Rika Intan 6. Siti Asmi |
Kelompok |
Kelompok 1 Mahir |
Kelompok 2 Cukup
Berkembang |
Kelompok 3
Mulai berkembang |
Tujuan
Pembelajaran |
Provide some examples of the impacts caused
by lack of exercise on the body and present them in front of the class using
good language. ( Memberikan beberapa contoh dampak yang
ditimbulkan akibat karena kurangnya olahraga pada tubuh dan
mempresentasikanya di depan kelas dengan bahasa yang baik) |
(Finding the difference between a body that rarely exercises and
a body that exercises frequently ) Menemukan perbedaan tubuh yang jarang melakukan olah raga dengan tubuh yang
sering berolahraga
|
(Determining the right sport for health for
young people in Indonesia ) Menentukan olah raga yang cocok untuk
kesehatan bagi anak muda di indonesia (Determining the right sport for health for
young people in Indonesia ) |
Aspek yang dinilai |
Skor |
|||
|
1 |
2 |
3 |
4 |
Keaktifan |
Peserta didik |
Peserta didik |
Peserta didik |
Peserta didik |
|
tidak terlibat |
kurang aktif |
telibat aktif |
telibat aktif |
|
aktif dalam |
dalam |
dalam |
dalam |
|
pembelajaran |
pembelajaran |
pembelajaran |
pembelajara |
|
ataupun |
ataupun |
ataupun |
n ataupun |
|
diskusi. |
dalam |
diskusi tetapi |
diskusi dan |
|
|
diskusi. |
belum |
sudah |
|
|
|
konsisten |
konsisten |
|
|
|
melakukannya. |
melakukann |
|
|
|
|
ya. |
Bekerja sama |
Peserta didik |
Peserta didik |
Peserta didik |
Peserta didik |
|
tidak bisa |
kurang bisa |
bekerja sama |
selalu |
|
bekerja sama |
bekerja sama |
dalam |
bekerja sama |
|
dalam |
dalam |
kelompoknya |
dalam |
|
kelompoknya. |
kelompoknya |
akan tetapi |
kelompokny |
|
|
. |
belum |
a dan sudah |
|
|
|
konsisten |
konsisten |
|
|
|
melakukannya |
|
REFLEKSI
Selama ini saya sebagai guru sekolah menengah atas sering kali
menemui permaslahan di kelas dengan bermacam-macam. Tiap tahun anak yang baru
hadir dengan keunikan masing-masing sehingga berbagau macam teknik pembelajaran
sering kali saya coba. Situasi ini membuat mata saya terbuka , bahwa satu
pendekatan pembelajaran tidak akan mampu memenuhi kebutuhan semua siswa secara
keseluruhan dengan adil. Maka terbersitlah di benak saya mulai berkomitmen
dengan merancang pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran
berdiferensiasi.
Ketika memulai pembelajaran dengan tema “ sport and healthy “ pada
level kelas x untuk mata pembelajaran bahasa inggris. Saya dengan semangat
untuk menerapkan diferensiasi secara terukur dan terencana. Tujuan dari
pembelajaran ini untuk membantu
siswa dapat memilah dan memilih olahraga
dan kesehatan yang didapatkan dari kegiatan tersebut setelah itu mereka
mempresentasikannya di depan kelas secara lisan.
Pada tahap pertama saya melakukan asesmen secara doagnostik yang
sederhana menggunakan percakapan ringan dalam bahasa inggris dan melakukan
pengamatan tugas-tugas yang sebelumnya di berikan serta mengetahui hasilnya.
Sebagian siswa bisa dengan lancar menuliskan tugas tersebut,
tetapi mereka kurang dalam percaya diri untuk berbicara di depan kelas. Ada
juga siswa yang aksi dan ekspresif secara lisan, tetapi kesulitan dan tulisan.
Serta ada juga yang membutukan bimbingan yang lebih sehingga membutuhkan waktu
yang lama dalam pengerjaannya dan kurang memahami instruksi yang di berikan
secara sederhana.
Dengan melihat dari hasil yang telah di lakukan, saya mencoba
untuk membuat pembelajaran dengan cara diferensiasi dalam proses, diferensiasi
konten, dan diferensiasi produk seperti di bawah ini.
a.
Diferensiasi
Proses
Saya mengajukan beberapa pilihan cara pembelajaran, siswa yang
mampu belajar dengan hanya membaca buku materi, siswa yang bisa belajar dengan
menonton video yang disajikan tentang olahraga dan menjaga kesehatan atau
melangsungkan tanya jawab secara singkat dengan teman sekelasnya. Ini
memberikan waktu yang lebih bagi saya untuk menyajikan gaya pembelajaran secara
visual, auditori dan secara kinestik saat siswa sedang belajar.
b.
Diferensiasi
Konten
Saya berusaha untuk mempersiapkan bahan bacaan dengan level
kesulitan yang berbeda-beda. Siswa yang sudah mampu dengan mahir di beri teks
yang lebih komplek dan cukup banyak. Sedangkan untuk siswa yang masih belajar
teks bahasa inggris dengan biasa saja diberikan teks yang lebih sederhana
dengan banyak gambar didalamnya.
c.
Diferensiasi
Produk
Saya mempersiapkan teks tanya jawab, dan memberikan pilihan pada
akhir pembelajaran, menulis dalam bentuk teks bacaan, membuat spanduk dan
poster dengan banyak bahasa kutipan dari hasil tanya jawab tersebut, merekam
dalam bentuk audio visual saat presentasi. Serta semua murid diberikan
keleluasaan untuk memilih agar sesuai dengan kemampuan mereka saat ditampilkan
didepan kelas.
Sungguh di luar
ekspektasi hasilnya membuat saya sangat puas. Mereka lebih percaya diri karena
mereka bebas memilih pembelajaran yang sesuai dengan karakter yang mereka
inginkan. Siswa yang biasa diam dan biasa-biasa saja sekarang sudah berani
unjuk gigi untuk tampil dengan videonya. Siswa yang ada kesulitan dalam
penulisan teks yang banyak ternyata mereka juga mampu membuktikan hasil karya
nya dalam bentuk poster yang luar biasa dan berdaya jual.
Kali ini perasaan saya sebagai guru yang harus banyak belajar
bahwa pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya soal membuat bahan ajar dan
semua tentang karakter siswa untuk mengeluarkan semua kemampuan dan fashion
yang mereka miliki sesuai dengan potensinya. Walaupun banyak perencanaanya yang
memerlukan usaha yang begitu banyak tantangan pada akhirnya memperhatikan
mereka bersemangat dalam belajar terus bertambah dan meningkat adalah suasana
yang membuat kita puas dan bahagia.
DOKUMENTASI
Pelaksanaan Pembelajaran
12 comments:
Penelitian ini memiliki implikasi praktis yang kuat bagi pelaksanaan PPG. Rekomendasi yang diberikan, seperti penggunaan teknologi dalam pelatihan guru, sangat aplikatif. Namun, perlu juga disertakan langkah-langkah konkret untuk mengatasi kendala implementasinya di lapangan
MasyaAllah terlihat anak2 sangat antusias mengikuti pembelajaran ya pak, sangat menarik prinsip pembelajaran diferensiasi ini. Patut dicoba untuk mengajar di kls 🙏🏻
Artikel ini memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam dunia pendidikan, khususnya dalam upaya menciptakan pembelajaran yang lebih manusiawi dan berpihak pada murid. Menggabungkan pendekatan berdiferensiasi dengan model pembelajaran sosial emosional adalah langkah cerdas yang mencerminkan kepedulian terhadap kebutuhan holistik siswa, terutama di fase E yang penuh tantangan perkembangan.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakomodasi kebutuhan belajar beragam siswa. Dalam hal ini, penelitian yang dibuat sudah sesuai dengan pembelajaran tersebut. Semoga para pendidik mendapatkan hal positif yang terdapat dalam jurnal ini. Sukses selalu
sangat menginspirasi, karena Secara keseluruhan, pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang kuat dan berpusat pada murid yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengalaman belajar dan hasil akademik. Meskipun memiliki tantangan, manfaat jangka panjangnya bagi murid dan lingkungan belajar sangatlah signifikan.
Sangat memotivasi dan menginspirasi, karena pembelajaran berdiferensiasi membantu guru memenuhi kebutuhan siswa yang beragam dan siswa lebih termotivasi serta aktif terlibat dalam pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka
Sangat menginspirasi karena pembelajaran diferensiasi sesuai dengan minat dan gaya belajar siswa. Semua siswa terfasilitasi dengan adanya pembelajaran diferensiasi sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. tetap semangat pak Aziz.
Jurnal yang dibuat sangat bagus dan menginspirasi serta dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari hari. Dengan Pembelajaran berdiferensiasi melakukan pendekatan pengajaran yang mengakui adanya perbedaan kebutuhan belajar pada setiap siswa, dan guru menyesuaikan materi, proses, dan produk pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Antusiasme dan keterlibatan siswa:
Murid menjadi lebih antusias dan terlibat aktif dalam proses belajar karena pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan belajar mereka.
Sangat mengindikasikan dan memotivasi karena dengan metode ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing dan pembelajaran dirancang sesuai kebutuhan. Siswa
Keren, sangat menginspirasi kegiatan belajar di kelas, boleh minta file untuk rujukan pembelajaran di kelas
artikel yang disampaikan sangat bermanfaat, memberikan inspirasi dalam penjabarannya detail dan terperinci sehingga membuat kita mudah memahami apa yang disampaikan oleh penulis, pembelajaran yg membuat belajar menyenangkan.
Post a Comment